Podcasts by Category

Radio Rodja 756 AM

Radio Rodja 756 AM

Radio Rodja 756AM

Menebar Cahaya Sunnah

3833 - Doa yang Pahalanya Tidak Akan Dihapus Sampai Hari Kiamat
0:00 / 0:00
1x
  • 3833 - Doa yang Pahalanya Tidak Akan Dihapus Sampai Hari Kiamat

    Doa yang Pahalanya Tidak Akan Dihapus Sampai Hari Kiamat ini merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Fiqih Doa dan Dzikir yang disampaikan oleh Ustadz Abdullah Zaen, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Senin, 28 Ramadhan 1445 H / 08 April 2024 M.







    Kajian Tentang Doa yang Pahalanya Tidak Akan Dihapus Sampai Hari Kiamat



    Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mencontohkan kepada kita beberapa versi redaksi doa setelah wudhu. Doa itu berbunyi,



    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ 



    “Maha Suci Engkau Ya Allah dan semua pujian hanya untukMu Ya Allah, Aku bersaksi tidak ada yang berhak disembah kecuali Engkau Ya Allah, aku mohon ampun kepadaMu Ya Allah dan bertaubat.”



    Selama ini kita tahunya inilah doa kafaratul majelis. Doa ini walaupun lebih sering untuk dibaca di akhir majelis, ternyata doa ini juga diajarkan oleh Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk dibaca setelah wudhu.



    Berarti boleh kita baca …اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنْ التَّوَّابِينَ sebagaimana kajian sebelumnya, dan juga boleh pula kita membaca doa ini, atau boleh juga disambung.



    Inilah pentingnya ngaji. Kalau kita tidak ngaji, kemudian ada orang setelah wudhu di samping kita membaca doa ini, kita menganggap itu salah.



    Dalil yang melandasi bahwa doa ini juga dianjurkan untuk dibaca setelah wudhu adalah sabda Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam An-Nasai di dalam Kitab beliau As-Sunan Al-Kubra. Hadits ini dinilai Shahih oleh Imam Al-hakim dan Syaikh Al-Albani.



    Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,



    من توضأَ فقال: سبحانك اللَّهمَّ وبحمدِك أشهدُ أن لا إلهَ إلا أنت أستغفرُك وأتوبُ إليك، كُتِبَ في رقٍّ ثم طُبِعَ بطابعٍ، فلم يُكْسَرْ إلى يومِ القيامةِ



    “Barangsiapa yang berwudhu kemudian dia membaca ‘Subhaanaka Allaahumma wa bihamdika, asyhadu alla ilaha illa anta, astaghfiruka wa atuubu ilayk,’ maka akan ditulis di dalam sebuah kertas lalu distempel dan tidak akan dihapus pahalanya sampai hari kiamat.” (HR. An-Nasa’i)



    Selama seseorang masih muslim dan tidak berbuat syirik, maka pahala ini akan tetap dipersiapkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla untuk kita nikmati nanti di hari kiamat.



    Bagaimana kandungan doa ini? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.



    Download mp3 Kajian











    Mari turut membagikan link download kajian “Doa yang Pahalanya Tidak Akan Dihapus Sampai Hari Kiamat” ini ke jejaring sosial Facebook, Twitter atau yang lainnya. Semoga menjadi pembuka pintu kebaikan bagi kita semua. Jazakumullahu Khairan.


    Tue, 16 Apr 2024 - 48min
  • 3832 - Zakat Mal dan Fitrah

    Zakat Mal dan Fitrah adalah kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Erwandi Tarmizi, M.A. pada Ahad, 07 April 2024 M/ 27 Ramadhan 1445 H.



    Kajian Tentang Zakat Mal dan Fitrah



    Pada kajian ini dibahas tentang zakat, mulai dari menghitung, menilai, mengeluarkan dan menyalurkan. Itu yang dikatakan oleh para ulama tentang definisi zakat. Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan NabiNya Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan firmanNya,



    خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ ۗ …



    “Hai Muhammad, ambil dari sebahagian harta mereka…” Berarti yang di ambil zakat itu bukan 100% harta, tapi hanya sebahagian. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjelaskan,



    وفي عشرينَ دينارًا نصفُ دينارٍ



    “Untuk 20 dinar diambil setengah dinar (1/40 atau 2,5%).” (HR. Ibnu Abi Syaibah)



    Ada yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan,



    وفيما سُقي بالنَّضْحِ نصفَ العُشْرِ



    “Bila pertanian atau perkebunan yang menghasilkan makanan pokok diairi dengan biaya, maka zakat yang diambil adalah setengah dari 1/10 (5%).” (HR. Ibnu Hibban)



    Dan yang untuk diakhiri dengan air hujan atau air yang tidak berbeli, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan العشر (10%).



    Bagaimana pembahasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.



    Dengarkan dan Download Kajian Zakat Mal dan Fitrah











    Jangan lupa untuk turut menyebarkan kebaikan dengan membagikan link kajian “Zakat Mal dan Fitrah” ini ke media sosial Antum. Semoga Allah Ta’ala membalas kebaikan Antum semua.
    Tue, 16 Apr 2024 - 1h 35min
  • 3831 - Adab-Adab Safar

    Adab-Adab Safar adalah kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. pada Ahad, 23 Ramadhan 1445 H / 3 April 2024 M.



    Kajian Tentang Adab-Adab Safar



    Al-Imam An-Nawawi dalam kitab المجموع شرح المهذب pada jilid 4 menyebutkan ada sekitar 62 adab yang berhubungan dengan safar. Kita tentunya tidak akan membacakan semuanya karena itu sangat panjang sekali. Adapun adab-adab yang hendaknya diperhatikan saat kita safar adalah:



    1. Mengikhlaskan niat karena Allah Subhanahu wa Ta’ala



    Kita intropeksi apa tujuan daripada safar kita? Apakah dalam rangka ketaatan ataukah -na’uzubillah- safar dalam rangka maksiat? Jangan sampai seperti itu. Apa niat kita mudik? Kalau niatnya untuk bersilaturrahim dengan keluarga atau tentu yang lebih utama lagi dalam rangka untuk berbakti kepada orang tua, maka tentu itu sebuah safar yang mulia.



    2. Bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala



    Kita bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kalau punya hutang segera kita bayar. Karena kita tidak tahu apakah akan selamat di perjalanan atau tidak? Yang namanya ajal hanya Allah yang Maha Tahu. Maka kita mohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kalau ada permusuhan dengan teman, maka segara minta maaf, kita perbaiki hubungan. Kita tidak tahu tentang ajal. Karena banyak kita lihat di perjalanan ada yang kecelakaan qadarullah meninggal dunia.



    3. Istikharah



    Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,



    إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الفَرِيْضَةِ…



    “Apabila salah seorang dari kalian sudah berkeinginan untuk melakukan suatu perkara (termasuk safar), hendaklah melaksanakan shalat dua rakaat selain fardhu, kemudian ucapkan doa, ‘Ya Allah, aku memohon pilihan kepada-Mu dengan ilmu-Mu. Aku memohon kepada Engkau kemampuan dengan kekuasaan-Mu. Dan aku memohon kepada-Mu dari karunia-Mu yang Agung. Sesungguhnya Engkau berkuasa dan aku tidak berkuasa. Engkau Maha Mengetahui dan aku tidak mengetahui. Dan Engkau Maha Mengetahui hal-hal yang ghaib.'”



    “Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini (sebutkan perkara tersebut) adalah baik bagiku pada agamaku, kehidupanku, dan akibat perkaraku, maka takdirkanlah itu untukku, dan mudahkanlah jalannya untukku. Namun, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini buruk bagiku dalam agamaku, kehidupanku, dan akibat urusanku, maka palingkanlah aku daripadanya, dan palingkanlah ia dariku. Takdirkanlah bagiku kebaikan di mana saja, kemudian jadikanlah aku ridha menerimanya.”



    Lihat: Shalat Istikharah



    Subhanallah, ini adalah doa yang agung. Ketika kita memohon kepada Allah, jika perjalanan ini baik, Ya Allah, tolong takdirkan untukku dan permudahlah semuanya dalam perjalanan ini. Namun, jika perjalanan ini tidak baik, tolong palingkan aku darinya sehingga Allah menghalau kita dari berbagai keburukan.



    4. Jangan menggunakan uang haram



    Janganlah kita membeli tiket pesawat, bus, atau kapal dengan uang yang haram, karena perbuatan itu akan membuat kebaikan dalam perjalanan tetap tidak memiliki nilai di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.



    5. Mempersiapkan perbekalan yang baik



    Perbekalan yang baik adalah hal-hal yang bermanfaat untuk perjalanan kita. Hendaknya kita membawa perbekalan yang paling utama, yaitu ketakwaan. Ketika dalam perjalanan, kita butuh ketakwaan,
    Thu, 04 Apr 2024 - 1h 34min
  • 3830 - Adab-Adab Berhari Raya

    Adab-Adab Berhari Raya adalah kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. pada Ahad, 22 Ramadhan 1445 H / 2 April 2024 M.



    Kajian Tentang Adab-Adab Berhari Raya



    Dalam bahasa Arab hari raya adalah ‘id (عيد). Disebutkan dalam Lisanul Arab bahwa ‘id berasal dari kata ‘aada yauudu yang artinya kembali. Karena dia kembali setiap tahun. Ada yang mengatakan bahwa ‘id dari kata adat atau kebiasaan. Karena mereka terbiasa merayakannya.



    Berkata Ibnul Arabi, “Disebut ‘Id karena ia setiap tahun kembali dengan kegembiraan yang baru.”



    Sementara Al-Alamah Ibnu Abidin berkata, “Disebut ‘id karena Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki macam-macam ihsan kepada hamba-hambaNya yang Allah berikan. Di antara ihsanNya Allah Subhanahu wa Ta’ala yaitu setelah sebulan penuh kita berpuasa, maka di hari ‘id kita diizinkan kembali untuk makan, disyariatkan adanya sedekah zakat fitr. Adapun di hari raya di situ ada ihsannya Allah Subhanahu wa Ta’ala berupa ibadah yang agung seperti haji, berkurban dan yang lainnya. Karena biasanya di hari raya itu kita gembira.”



    Allah Subhanahu wa Ta’ala mensyariatkan hari raya umat Islam hanya dua saja, yaitu hari raya Idul Fitr dan Idul Adha. Anas bin Malik berkata,



    قدِمَ النبي صلى الله عليه وسلم ولأهلِ المدينةِ يومانِ يلعبونَ فيهما في الجاهليةِ ، فقال : قدمتُ عليكم ولكمْ يومانِ تلعبونَ فيهما في الجاهليةِ ، وقد أبدلكُم اللهُ بهما خيرا منهما : يومٌ النحرِ ، ويومُ الفطرِ



    “Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam datang dalam keadaan penduduk kota Madinah memiliki dua hari raya dimana mereka di hari raya tersebut bermain di masa jahiliyah.” Maka beliau bersabda, “Aku datang kepada kalian dan kalian memiliki dua hari yang kalian biasa bermain padanya dimasa jahiliah. Dan Allah telah mengganti dua hari itu dengan dua hari yang lain yang lebih baik, yaitu Idul Adha dan Idul Fitr.” (HR. Abu Dawud)



    Dua hari raya ini adalah pilihan langsung dari Allah. Allah langsung yang mensyariatkannya. Dan dua hari raya ini berhubungan dengan dua rukun Islam yang sangat agung. Idul fitr berhubungan dengan puasa Ramadhan, adapun Idul Adha berhubungan dengan Haji dan qurban. Pada dua hari raya tersebut Allah mengampuni jamaah haji, demikian pula orang-orang yang berpuasa. Juga Allah menebarkan kasih sayangNya kepada seluruh hamba-hambaNya yang taat.



    Jadi, hari raya dalam Islam bukan sebatas hari raya biasa, tapi ia berhubungan dengan dua ibadah yang sangat agung sekali yang merupakan rukun Islam. Yaitu puasa Ramadhan dan Haji. Dua amalan ini menyebabkan pelakunya digugurkan dosa-dosanya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.



    Adab-Adab Berhari Raya



    Bertakbir membesarkan Allah Subhanahu wa Ta’ala



    Allah Ta’ala berfirman dalam Surah Al-Baqarah,



    …وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ



    “Dan agar kalian menyempurnakan bilangan bulan Ramadhan dan bertakbir membesarkan Allah atas petunjuk yang diberikanNya (dalam ibadah-ibadah yang agung ini), agar kalian bersyukur.” (QS. Al-Baqarah[2]: 185)



    Maka ketika seseorang dapat berpuasa Ramadhan, berhaji ke Baitullah, atau kita berqurban dengan menyembelih hewan yang telah Allah tetapkan, dengan ibadah itu kita bersyukur. Subhanallah!



    Para ulama berbeda pendapat tentang kapan mulai takbir. Jumhur ulama mengatakan bahwa mulai bertakbir itu semenjak pagi hari saat kita kelua...
    Wed, 03 Apr 2024 - 1h 51min
  • 3829 - Khutbah Jumat: Janji Allah Untuk Orang Yang Bertakwa

    Khutbah Jumat: Janji Allah Untuk Orang Yang Bertakwa ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 18 Ramadhan 1445 H / 29 Maret 2024 M.







    Khutbah Jumat: Janji Allah Untuk Orang Yang Bertakwa



    Janji Allah untuk orang-orang yang bertakwa sangatlah banyak di dalam Al-Qur’anul Karim. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan dalam Surah At-Talaq misalnya,



    …وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا ‎﴿٢﴾‏ وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ…



    “Siapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan berikan padanya jalan keluar dari kesulitan hidupnya. Dan Allah akan berikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS. At-Talaq[65]: 2-3)



    Allah juga berfirman,



    …وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا



    “Siapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah jadikan urusannya mudah.” (QS. At-Talaq[65]: 4)



    Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan dalam Al-Qur’an juga bagaimana keistimewaan orang-orang yang bertakwa, bahwasanya orang yang bertakwa itu adalah wali-wali Allah. Allah berfirman dalam Surah Yunus,



    أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ



    “Ketahuilah wali-wali Allah tidak akan merasa takut dan tidak akan merasa bersedih hati di hari kiamat nanti.” (QS. Yunus[10]: 62)



    Siapa mereka itu?



    الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ



    “Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka bertakwa kepada Allah.” (QS. Yunus[10]: 63)



    Bahkan orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa kepada Allah. Allah berfirman,



    …إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ…



    “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian yaitu yang paling bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Al-Hujurat[49]: 13)



    Penduduk negeri yang bertakwa kepada Allah, Allah bukakan untuk mereka keberkahan dari langit dan bumi. Allah berfirman,



    وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ



    “Kalaulah penduduk negeri itu semua beriman dan bertakwa kepada Allah, Kami akan bukakan pintu-pintu keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Kami timpakan adzab Kami disebabkan perbuatan mereka.” (QS. Al-A’raf[7]: 96)



    Allah Subhanahu wa Ta’ala juga menjanjikan bahwa sehebat apa pun makar dan tipu daya orang-orang kafirin, itu tidak akan pernah membahayakan orang-orang yang senantiasa bertakwa. Allah berfirman,



    … وَإِن تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا…



    “Jika kalian terus bersabar dan terus bertakwa kepada Allah, niscaya tidak akan membahayakan tipu daya mereka kepada kalian (walaupun makar mereka bisa menghancurkan gunung sekalipun).” (QS. Ali ‘Imran[3]: 120)



    Ini karena Allah senantiasa bersama orang-orang yang bertakwa, Allah akan bela orang yang bertakwa, Allah akan tolong orang yang bertakwa, Allah berfirman,

    Fri, 29 Mar 2024 - 11min
Show More Episodes