Ceramah Singkat - Ceramah Pendek

Diambil dari kajian serial do'a malaikat, Yufid TV.

Bantu dakwah Islam dengan donasi ke: https://yufid.com/donasi.html

Menemani kita untuk menambah amal dan memperbaiki amal. Jazaahumullahu khayran untuk asatidz dan team dakwah Yufid.

 01_Doa_Malaikat_utk_Mereka_yg_Besedekah

 02_Doa_Malaikat_utk_Mereka_yg_Menunggu_Waktu_Sholat

 03_Doa_Malaikat_utk_Mereka_yg_Mengajarkan_Ilmu

 04_Doa_Malaikat_utk_Mereka_yg_Menjenguk_Orang_Sakit

 05_Doa_Malaikat_utk_Mereka_yg_Mendoakan_Orang_Lain

 06_Doa_Malaikat_utk_Mereka_yg_Makan_Sahur

 07_Doa_Malaikat_utk_Mereka_di_Shaf_Pertama

 08_Doa_Malaikat_utk_Mereka_yg_Menyambung_Shaf

 09_Doa_Malaikat_utk_Mereka_yg_Mengunjungi_Orang_sakit

 10_Doa_Malaikat_utk_Mereka_yg_Tidur_Dalam_Keadaan_Suci

 11_Doa_Malaikat_utk_Mereka_Bersholawat_kepada_Nabi

tags: do'a malaikat, doa malaikat, serial do'a malaikat, orang-orang yang dido'akan malaikat, yufid, ceramah singkat, ceramah pendek, kajian singkat, kajian pendek, keutamaan amal

Cambuk Hati - Refleksi Diri - Seri 03

Ustadz Ammi Nur Baits ST.BA

Tags: Muhasabah, Introspeksi, Kajian Islam, Ceramah Singkat, Ceramah Pendek, Tausiyah, Nasihat,

Podcast, Motivasi Islami, Motivasi Hidup, Yufid, Muslim Sukses, Semangat, Hidup Baru.

Bantu dakwah Islam dengan donasi ke: https://yufid.com/donasi.html

Cambuk Hati - Refleksi Diri - Seri 02

Ustadz Ammi Nur Baits ST.BA

Tags: Muhasabah, Introspeksi, Kajian Islam, Ceramah Singkat, Ceramah Pendek, Tausiyah, Nasihat , Podcast, Motivasi Islami, Motivasi Hidup, Yufid, Muslim Sukses, Semangat, Hidup Baru.

Bantu dakwah Islam dengan donasi ke: https://yufid.com/donasi.html

Cambuk Hati - Refleksi Diri - Seri 01

Ustadz Ammi Nur Baits ST.BA

Tags: Muhasabah, Introspeksi, Kajian Islam, Ceramah Singkat, Ceramah Pendek, Tausiyah, Nasihat , Podcast, Motivasi Islami, Motivasi Hidup, Yufid, Muslim Sukses, Semangat, Hidup Baru.

Bantu dakwah Islam dengan donasi ke: https://yufid.com/donasi.html

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Wahai umat manusia, sungguh telah datang kepada kalian keterangan yang jelas dari Rabb kalian, dan Kami turunkan kepada kalian cahaya yang terang-benderang.” (QS. an-Nisaa’: 174) , via  muslim.or.id

Bantu dakwah Islam dengan donasi ke: https://yufid.com/donasi.html

Kata ihsan (berbuat baik) merupakan kebalikan dari kata al isaa-ah (berbuat buruk), yakni perbuatan seseorang untuk melakukan perbuatan yang ma’ruf dan menahan diri dari dosa. Dia mendermakan kebaikan kepada hamba Allah yang lainnya baik melalui hartanya, kehormatannya, ilmunya, maupun raganya.

Adapun yang dimaksud ihsan bila dinisbatkan kepada peribadatan kepada Allah adalah sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadist Jibril :

“’Wahai Rasulullah, apakah ihsan itu? ‘ Beliau menjawab, ‘Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, maka jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (H.R. Muslim 102).  via muslim.or.id

Bantu dakwah Islam dengan donasi ke: https://yufid.com/donasi.html

Orang yang munafik itu adalah pura-pura menunjukkan dirinya beriman padahal di dalamnya menyembunyikan kebencian kepada Islam. 

Contoh sifat orang-orang munafik:

Adakah sifat-sifat seperti itu di zaman modern saat ini yang ditampakkan oleh orang yang mengaku muslim? (via rumaysho.com dengan sedikit perubahan).

Bantu dakwah Islam dengan donasi ke: https://yufid.com/donasi.html

“Dan kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan kami wahyukan kepadanya, “Bahwasanya tidak ada sesembahan (yang berhak disembah) melainkan Aku, maka sembahlah Aku”.” (Terjemah QS. Al-Anbiya’: 25)

Orang yang bertauhid kepada Allah Azza wa Jalla akan mendapatkan petunjuk yang sempurna, dan kelak di akhirat akan mendapatkan rasa aman. Allah Azza wa Jalla berfirman:

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk. ” [Terjemah Al-An’aam : 82]. via almanhaj.or.id

Bantu dakwah Islam dengan donasi ke: https://yufid.com/donasi.html

“Sesungguhnya amalan itu (tergantung) dengan penutupnya”. [Terjemah HR Bukhari].

Oleh sebab itulah, seorang hamba Allah yang shalih sangat merisaukannya. Mereka melakukan amal shalih tanpa putus, merendahkan diri kepada Allah agar Allah memberikan kekuatan untuk tetap istiqamah sampai meninggal. Mereka berusaha merealisasikan wasiat Allah Azza wa Jalla :

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah kalian mati melainkan dalam keadaan muslim (berserah diri) ”. [Terjemah Ali Imran:102]

via almanhaj.or.id

“Sesungguhnya amalan itu (tergantung) dengan penutupnya”. [Terjemah HR Bukhari].

Oleh sebab itulah, seorang hamba Allah yang shalih sangat merisaukannya. Mereka melakukan amal shalih tanpa putus, merendahkan diri kepada Allah agar Allah memberikan kekuatan untuk tetap istiqamah sampai meninggal. Mereka berusaha merealisasikan wasiat Allah Azza wa Jalla :

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah kalian mati melainkan dalam keadaan muslim (berserah diri) ”. [Terjemah Ali Imran:102]

“Barang siapa mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun wanita dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Terjemah QS An-Nahl: 97)

Bantu dakwah Islam dengan donasi ke: https://yufid.com/donasi.html

“Barang siapa mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun wanita dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Terjemah QS An-Nahl: 97)

Bantu dakwah Islam dengan donasi ke: https://yufid.com/donasi.html

“Barang siapa mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun wanita dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Terjemah QS An-Nahl: 97)

Bantu dakwah Islam dengan donasi ke: https://yufid.com/donasi.html

“Barang siapa mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun wanita dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Terjemah QS An-Nahl: 97)

Bantu dakwah Islam dengan donasi ke: https://yufid.com/donasi.html

Sebagaimana seorang muslim dituntut untuk mengetahui berbagai macam kebaikan agar dapat mengamalkannya, begitu pula selayaknya bagi dia untuk mengetahui  bermacam keburukan agar mampu menghindarinya. Jika dicermati , betapa banyak kitab-kitab ulama terdahulu yang mengupas masalah dosa-dosa besar. Hal itu bertujuan untuk memperingatkan umat agar tidak terjerumus ke dalamnya. (via muslim.or.id)

Dari sahabat Abu Abdirrahman Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dia berkata : “Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang amal-amal yang paling utama dan dicintai Allah ? Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, Pertama shalat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal waktunya), kedua berbakti kepada kedua orang tua, ketiga jihad di jalan Allah” [Terjemah HR Bukhari I/134, Muslim No.85, Fathul Baari 2/9] via almanhaj.or.id

Bantu dakwah Islam dengan donasi ke: https://yufid.com/donasi.html

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah mereka yang paling bagus akhlaknya di antara kalian.” (Terjemah HR. Tirmidzi no. 1941. Dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jaami’ no. 2201.) via muslim.or.id .

Allah ‘azza wa jalla berfirman: “Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?” (Terjemah QS. Al Furqan: 43).

Rasulullah bersabda. "Wahai Aisyah, sesungguhnya Allah itu Mahalembut dan mencintai kelembutan di dalam semua urusan” (Terjemah HR Bukhari meriwayatkan dari Aisyah hadits no.6927)

Karena Allah berfirman,“Dan bertaubatlah kalian semua wahai orang-orang yang beriman supaya kalian beruntung.” (Terjemah QS. An Nuur: 31).

Bantu dakwah Islam dengan donasi ke: https://yufid.com/donasi.html

Di dalam Al Quran, Allah memuji orang-orang yang ikhlas. Mereka tidak menghendaki dari amalnya tersebut, kecuali wajah Allah dan keridhaanNya. Tidak terpengaruh dengan apa-apa yang berada dibalik keridhaan dan pujian manusia. Mereka adalah orang-orang yang berbuat kebajikan, menolong orang lain dan memberi makan karena mengharap wajah Allah. Mereka tidak mengharapkan balasan dan ucapan terimakasih dari seorang pun (via Almanhaj.or.id)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” (Terjemah HR. Ibnu Majah no. 224, dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dishahihkan Al Albani dalam Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir no. 3913).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Para pengasih dan penyayang dikasihi dan di sayang oleh Ar-Rahmaan (Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang-pen), rahmatilah yang ada di bumi niscaya kalian akan dirahmati oleh Dzat yagn ada di langit” (Terjemah HR Abu Dawud no 4941 dan At-Thirmidzi no 1924 dan dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam as-Shahihah no 925).

Sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian dan kehancuran. Kecuali orang yang beriman kepada Allah dan para Rasul-Nya, mengerjakan amal saleh, saling berwasiat di antara mereka dengan kebenaran dan kesabaran dalam menjalani kebenaran. Orang-orang yang mempunyai sifat-sifat ini pasti selamat dalam kehidupan dunia dan akhirat. (via Tafsirweb.com)

Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. (Terjemah QS Al-A’la Ayat 17). 

Malik bin dinar berkata : Jika seandainya dunia ini diibaratkan seperti emas yang punah, sedangkan akhirat hanya seperti keramik yang tersisa, maka hakikatnya manusia lebih memilih keramik yang tersisa itu, lalu bagaimana jika seandainya akhirat diibaratkan seperti emas yang tersisa, sedangkan dunia seperti keramik yang musnah ?! (via Tafsirweb).