Digital Dilemma

AI yang terus berkembang, selain menumbuhkan harapan juga menghadirkan ketakutan. Manfaat AI yang tak terbantahkan diikuti ancaman tak relevannya lagi manusia dan bakal digantikan AI.

Namun sebatas itukah? Retasnya batas, batas terjauh yang mampu ditembus AI adalah ketakutan manusia yang sesungguhnya. Batas yang hampir tiada mengikis kepastian yang digenggam manusia. Itulah sumber ketakutannya.

Berangkat dari kenyataan makin terkikisnya semangat berdialog, buku Digital Dilemma 3 ini diluncurkan. Matinya Dialog adalah keadaan yang bakal mengantar pada keadaan penuh pertengkaran, rasa benar sendiri, mengacu pada ciri-ciri tertentu sebagai dasar berpikir dan bertindak. Seluruhnya mengarah pada dangkalnya cara berpikir yang kian luas. Dengan argumen yang disusun konseptual, matinya dialog ini hendak ditembus. Bagaimana uraiannya? Ikuti perbincangan Dr. Firman Kurniawan bersama Host cerdas Nigar Pandrianto.

Minggu-minggu ini, jagad media sosial disibukkan oleh perseteruan sesama penggemar boy band ternama Korea. Satu pihak merasa bebas berekspresi, sedangkan pihak yang lain menganggap dilontarkannya hinaan pada pesohor yang dikaguminya. Ujungnya, muncul tuntutan permintaan maaf oleh pihak yang dianggap menghina.

Apa yang sesungguhnya  terjadi di balik fenomena ini? Mengapa terjadi sikap irasional pada kelompok  tertentu, dan menunjukkan sikap perlu membela? Apakah ini fenomena yang hanya terjadi di media sosial ?

Akan dikupas dalam pandangan teoritis tanpa memihak. Ikuti pembahasan menariknya.

Menjelang Bulan Ramadhan berakhir, ada satu kebiasaan masyarakat baru, yang akhir-akhir ini mengemuka: relasi saling berkirim hampers. Tak berhenti sampai di situ, oleh penerimanya hampers diposting di berbagai platform media sosial. Argumennya, sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada pemberi.

Relasi sosial yang marak ini, nampaknya berkembang jadi budaya pop urban, yang berkembang sebagai fetishisme baru. Relasinya bukan sekedar pemberian perhatian, apresiasi, atau simpati. Terdapat pertukaran simbolik untuk menyatakan 'diri ada'. Ini berlaku baik bagi pemberi maupun penerima. Tendensi itu makin kuat lewat posting di media sosial.

Apa implikasi sosial budayanya? Adakah sisi negatif dari budaya urban baru ini? Simak perbincangan menariknya di episode ini.

Kecanduan bisa pada obyek dan material apapun. Kecanduan kerja, kecanduan obat terlarang, kecanduan games, Kecanduan makanan, kecanduan rokok, kecanduan pornografi, dan kali ini yang dibahas adalah kecanduan internet. Ini sering disebut sebagai internet addictive disorder. Angka laporan globalnya naik. Tentu ini seiring praktik hidup yang berpindah ke internet, maka perilaku perilaku Kecanduan turut bermigrasi pada perangkat berbasis  internet dan menimbulkan adikku pada internet.

Bagaimana proses terjadinya kecanduan, apa kerugiannya dan bagaimana jalan keluarnya. Yuk simak pembahasannya!

Pada tiap peperangan, selain jatuhnya korban jiwa dan kerugian material, juga berlaku: "kebenaran ikut jadi korbannya". Ini terjadi, manakala masing-masing pihak yang berseteru, demi bangkitkan moral tempur, mengobarkannya lewat propaganda. Makin banyak beroleh dukungan, makin baik akibatnya. Validitas informasi tak lagi terlalu dipentingkan.

Itu pula yang terjadi di jagad media sosial. Di tengah kecamuk Perang Rusia VS Ukraina, masing-masing pihak yang berseteru memproduksi dan mendistribusi content media sosial, demi negaranya. Satu peristiwa yang sama, tersaji dalam dua sudut pandang yang berhadap-hadapan Kebenaran tak lagi jelas ada di mana. Keadaan ini kian rumit, manakala raksasa-raksasa platform global tak netral jaga jarak.

Lalu bagaimana menemukan kebenaran, di tengah puing-puing reruntuhan perang?

Muncul trend, dibutuhkannya jasa menutup akun medsos yang melayani berbagai kalangan. Tumbuhnya layanan ini nampaknya merupakan akibat adanya kesadaran melindungi data pribadi. Yang ketika terlanjur jadi jejak digital, dapat membahayakan karir, masa depan dan kredibilitas karakter. 

Bagaimana harusnya melindungi data pribadi? Dan bagaimana data pribadi dapat dimanfaatkan pihak lain untuk merusak kredibilitas seseorang? 

Mari ikuti perbincangannya.

Pemahaman yang makin lengkap pada penjangkitan Covid-19 dan makin meratanya penerimaan vaksin oleh warga di berbagai negara dunia, menjadikan pandemi lebih terkendali. Pola penularan dan mutasi varian virus yang dikenali, memudahkan manajemen pengendalian penyakit. Keadaan dunia lebih baik, pandemi diperkirakan berubah status menjadi endemi.

Di sisi lain perilaku digital yang terbentuk seiring adaptasi pada berbagai ketebatasan hidup membawa perubahan hidup yang signifikan. Juga bagi masyarakat Indonesia.

Seperti apakah perubahan perilaku digital yang terjadi pada masyarakat Indonesia? Mari simak perbincangannya.

Indonesia dengan 280an juta penduduknya dan lebih dari 73% di antaranya telah terhubung dengan internet, memiliki potensi ekonomi digital yang tinggi. Nilai ekonomi akan terus mengalami pertumbuhan manakala transformasi digital berlangsung secara sistematis. 

Persoalannya, selain urusan teknologi maupun fasilitas penunjangnya yang terus dikembangkan, kesiapan sumberdaya manusia menduduki posisi sentral. Seperti apakah kesiapan SDM Indonesia menghadapi makin tumbuhnya ekosistem digital yang berlangsung di seluruh dunia? 

Perbincangan ini dapat dinikmati di channel Youtube Digital Dilemma dan Spotify dengan akun yang sama: Digital Dilemma

Menilik perkembangan teknologi informasi yang tak terbendung perkembangannya, dan senantiasa bergerak maju, banyak problem-problem sosial yang dialami masyarakat, pada akhirnya menemukan penyelesaian. Utopia yang ditawarkan teknologi, satu persatu tercapai. Namun sayangnya karakteristik khas teknologi yang sering memisahkan konteks dari kontennya, sering jadi kelemahan. Dalam keadaan itu, akankah teknologi informasi mampu jadi solusi bagi persoalan-persoalan sosial manusia ? Perbincangan ini dapat dinikmati di channel Youtube Digital Dilemma dan Spotify dengan akun yang sama : Digital Dilemma 

Metaverse, sebagai bentuk perkembangan teknologi kontemporer, menawarkan hadirnya esensi berikut sensasi di dunia virtual. Praktik-praktik relasi sosial hingga biologis dapat dialami dan dihayati sebagaimana keadaan di dunia analog. Selain menghadirkan tatanan baru dan berpotensi menimbulkan situasi chaos ketika tidak dipahami secara utuh, sesungguhnya metaverse menawarkan peluang-peluang baru yang tak tersedia di dunia analog. Terlepas dari itu semua, apakah hadirnyan dunia paralel yang identik ini merupakan ekspresi ketakpuasan manusia pada semesta analog yang dialaminya? Yuk simak pembahasannya yang seru namun ringan hingga selesai. Perbincangan ini juga dapat dinikmati pada channel youtube : Digital Dilemma. 

Mungkin ini akar masalah percintaanmu...

Yuk, dikepoin yuk :)

Episode ini tayang sedikit terlambat. Kami membahas tentang maraknya ucapan selamat atas kemenangan Greysia Polii dan Apriyani Rahayu, Ganda Putri Badminton Indonesia, meraih medali emas pada Olimpiade Tokyo 2020.

Ternyata ada beberapa hal yang berkorelasi dengan munculnya FOMO. Simak perbincangannya di episode ini.

Kenapa banyak bahasan tentang kehidupan pribadi muncul di media sosial? Simak penjelasannya.

Bagi teman-teman yang ingin mendapatkan buku Digital Dilemma 2 bisa kontak ke Instagram @firmankurniawan atau melalui Shopee dan Tokopedia Kepik Candy.

Adakah kebebasan di media digital? Simak diskusinya. Daging semua nih guys!

Bagi teman-teman yang ingin mendapatkan buku Digital Dilemma 2 bisa kontak ke Instagram @firmankurniawan atau melalui Shopee dan Tokopedia Kepik Candy.

Misinformasi masih berseliweran dimana-mana. Kenapa ini tak kunjung usai ya? Simak pembahasannya.

Bagi teman-teman yang ingin mendapatkan buku Digital Dilemma 2 bisa kontak ke Instagram @firmankurniawan atau melalui Shopee dan Tokopedia Kepik Candy.

Emosi kita ada harganya. Bisa dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk mendapatkan hasil tertentu. Kok bisa ya? Simak penjelasannya di episode kali ini.

Bagi teman-teman yang ingin mendapatkan buku Digital Dilemma 2 bisa kontak ke Instagram @firmankurniawan atau melalui Shopee dan Tokopedia Kepik Candy.

15 Juni diperingati sebagai Hari Media Sosial Nasional. Bagaimana penggunaan media sosial oleh masyarakat Indonesia saat ini? Mari simak ulasan Dr. Firman Kurniawan.

Bagi teman-teman yang ingin mendapatkan buku Digital Dilemma 2 bisa kontak ke Instagram @firmankurniawan atau melalui Shopee dan Tokopedia Kepik Candy.

Ada yang eneg sama chatting, telfonan, atau bahkan sama handphone-nya? Jangan-jangan kamu anxiety. Yuk simak perbincangannya.

Bagi teman-teman yang ingin mendapatkan buku Digital Dilemma 2 bisa kontak ke Instagram @firmankurniawan atau melalui Shopee dan Tokopedia Kepik Candy.

Lagi-lagi ada data yang bocor. Setiap terjadi, perbincangan tentang perlindungan data pribadi selalu mencuat. Simak perkembangannya hingga saat ini.

Bagi teman-teman yang ingin mendapatkan buku Digital Dilemma 2 bisa kontak ke Instagram @firmankurniawan atau melalui Shopee dan Tokopedia Kepik Candy.

Lagi seru nih. Mari kita kupas!

Bagi teman-teman yang ingin mendapatkan buku Digital Dilemma 2 bisa kontak ke Instagram @firmankurniawan atau melalui Shopee dan Tokopedia Kepik Candy.

Simak ulasan tentang buku terbaru Dr. Firman Kurniawan di episode kali ini.

Bagi teman-teman yang ingin mendapatkan buku ini bisa kontak ke Instagram @firmankurniawan atau melalui Shopee dan Tokopedia Kepik Candy.

Simak review film dokumenter Coded Bias di episode ini.

Kok netizen Indonesia doyannya nge-gas terus di media sosial ya? Yuk, simak penjelasannya.

Pandemi COVID-19 membawa perubahan luar biasa pada penggunaan media sosial. Ada yang baik, ada yang buruk. Yuk simak diskusinya!

Google mengeluarkan laporan Year in Search Indonesia 2020. Ada 5 tren pencarian pengguna Google selama 2020. Apa saja yang banyak dicari oleh masyarakat Indonesia? Yuk simak!

Ingin tahu bagaimana dunia pekerjaan selama pandemi COVID-19 di Portugal? Simak perbincangan di episode ini.

Bagaimana kondisi literasi digital masyarakat Indonesia saat ini? Yuk simak perbincangannya.

Apa saja yang tak berubah setelah pandemi? Cintaku padamu, mungkin.. Yuk simak!

Hmm.. dunia digital bisa bikin capek? Masa sih? Yuk simak..

Indonesia negara dengan keberadaban digital terendah ke-4? Simak ulasannya di episode ini.

Diskusi panjang tentang UU ITE dan media sosial dari 3 generasi umur yang berbeda. Mari simak!

Penasaran? Yuk denger.

Sebuah pertanyaan yang mungkin perlu kita renungkan. Yuk simak diskusinya!

Digital Nomad jadi salah satu cara hidup yang populer di era kenormalan baru. Simak diskusi tentang Digital Nomad di episode ini.

Cepat dan tepat jadi sebuah dilemma saat ini. Mari simak penjelasannya bersama-sama.

Digital Dilemma kembali! Di Season 2 ini kami mulai dengan pembahasan tentang Jurnalisme Firasat. Apa itu? Mari dengarkan bersama.

Sebuah catatan dan diskusi bersama Dr. Dian Budiargo mengenai program Pembelajaran Jarak Jauh yang berlangsung selama pandemi COVID-19 berlangsung. Mari simak perbincangannya.

Kembali berbicara mengenai New Normal. Apa sih yang baru?

Bersama Mbak Marlina, kita berbagi cerita kondisi terkini di Belanda dalam menghadapi pandemi COVID-19.

Sebuah segmen baru dari kami. Kami sediakan ruang untuk personal/lembaga/organisasi/perusahaan untuk bercerita tentang apa yang dilakukan, program kerja, rencana-rencana baru, atau apa saja. Kali ini, kita ngobrol bareng Badan Informasi Geospasial (BIG). Ada yang tahu mereka apa? Yuk simak..

Berbicara tentang new normality dan knowledge sharing industry.

Bersama Eva Masrieva, seorang jurnalis Voice of America (VoA) Indonesia, kita berbincang seputar COVID-19. Yuk simak cerita dari Amerika Serikat..

[Edisi telat upload] Kami berbincang di Hari Kartini. Berdiskusi tentang meningkatnya KDRT selama masa isolasi ini, kesetaraan jender, dan masih banyak lagi. Mari disimak.

Bisa ya berinovasi di tengah situasi seperti ini? Hmm. Masa sih?

Bersama Ajeng Patria Meilisa, kita berdiskusi tentang komunikasi keluarga di tengah pandemi COVID-19.

Bersama Dr. Dian Budiargo, kita akan berdiskusi tentang komunikasi keluarga selama masa pandemi COVID-19.

Tak hanya fisik yang perlu dijaga selama pandemi ini. Simak penjelasan Dr. Firman Kurniawan di episode ini.

Peran komunitas dirasa sangat penting untuk menyebarkan pesan dan anjuran dari pemerintah agar masyarakat menuruti pesan dan anjuran tersebut. Simak penjelasan Dr. Firman Kurniawan tentang hal ini.

Apa kabar industri pariwisata Indonesia di tengah pandemi? Simak ulasannya yuk..

Kali ini Dr. Firman Kurniawan kembali berdiskusi seputar pendidikan jarak jauh bersama dengan Bung Ram. Ayo dengarkan diskusi mereka..

Tak hanya kondisi fisik yang kita perlu jaga saat ini. Kewarasan mental kita juga penting mendapat perhatian. Simak diskusi kita bersama Dr. Firman Kurniawan dan Dr. Muhammad Faisal di episode ini.

Masyarakat dihimbau untuk belajar jarak jauh. Di episode ini, mari kita bekali diri dengan pengetahuan tentang belajar jarak jauh. Simak perbicangannya ya..

Mari kita evaluasi bersama, apakah informasi yang kita sajikan sudah ramah pada para penyandang disabilitas? Yuk merefleksikan diri sambil dengar diskusi bersama Dr. Firman Kurniawan.

Informasi seputar COVID-19 dirasa terlalu Jakarta-sentris. Sehingga, panik di Jakarta menular pula ke daerah-daerah. Padahal, kondisi di masing-masing daerah berbeda. Simak diskusi selengkapnya di episode ini..

Sesuai anjuran pemerintah, podcast pun kami rekam dari rumah masing-masing :) Simak penjelasan Dr. Firman Kurniawan tentang derasnya hoaks dan misinformasi di saat kepanikan publik saat ini.

Hari ini ganti posisi. Giliran Maxi yang mendongeng tentang Digital Marketing. Dengerin yuk..

Ternyata bukan hati aja yang perlu stabil. Informasi juga perlu distabilkan loh teman-teman. Apa sih maksudnya? Yuk, simak penjelasannya..

Tepat di episode ke-40, Indonesia tergoncang. Beragam informasi memenuhi jagat kehidupan masyarakat. Inikah yang disebut infodemic? Apa pula itu infodemic? Simak penjelasan Dr. Firman Kurniawan di episode ini.

Media, kalau hanya memikirkan dimensi keuangan, niscaya akan menjadi para penyembah traffic / pembaca. Apapun dilakukan untuk menjadi media yang banyak dikonsumsi masyarakat. Eksesnya, berita yang dihasilkan bisa saja tidak akurat. Penasaran dengan kelanjutannya? Yuk dengerin episode ini..

Teknologi tentunya membawa dampak pada perkembangan dunia akademis pula. Teori-teori yang ada dalam ranah ilmu komunikasi pasti juga akan terdampak dengan perkembangan teknologi yang ada. Simak penjelasan Dr. Firman Kurniawan tentang hal ini.

Bukan sebuah pembelaan. Mudah-mudahan bisa mencerahkan teman-teman ya. Ingat, konten harus diberikan sesuai dengan konteksnya. Simak yuk diskusinya..

Tau JOMO? Joy of Missing Out. Penasaran? Dengerin dong.. 

Ngobrolin Bullying gak bakal ada habisnya. Banyak peristiwa bullying yang akhir-akhir ini tercuak ke publik. Yuk, kita dengerin diskusi tentang hal ini..

Hmm.. walaupun banyak yang ketagihan, tapi banyak yang gak percaya? Simak diskusinya yuk..

Sensor sekarang memiliki bentuk baru nih. Bukan hanya lembaga sensor yang bisa melakukan sensor, tapi sensor bisa berupa tekanan publik. Simak diskusinya!

Ada gak menurut kamu? Yuk simak diskusi kami tentang hal-hal seputar generasi senior di dunia digital saat ini. Kuy dengerin..

Jaman berubah, kejahatan ternyata ikut juga berubah. Di episode ini kami membahas bagaimana kejahatan juga berubah bentuk mengikuti tren kehidupan digital saat ini. Simak perbincangannya ya..

Selalu menarik memperbincangkan bagaimana cara memberikan pengajaran yang baik bagi anak. Ada banyak pendapat seputar ini. bungram, seorang pendidik, akan banyak bercerita pada kita tentang tantangan mendidik anak-anak kini serta bagaimana teknologi membawa perubahan pada cara interaksi antara orang tua dan anak.

Yang terkenal yang berpengaruh. Pengaruh kini ada rupiahnya. Nilainya gak main-main loh. Simak penjelasan diskusi kami tentang nilai ekonomi di balik "industri" pengaruh-memengaruhi ini..

Disrupsi juga menerpa dunia penyiaran. Apakah hanya aspek penggunaan teknologi terkini saja yang perlu diperhatikan? Atau ada aspek lain; seperti: cara berpikir, cara bekerja, atau yang lainnya; yang harus juga diperhatikan? Simak diskusi dan perbincangannya di episode ini.

Sudah nonton film ini? Nonton deh. Buat kamu yang familier dengan skandal Cambridge Analytica atau pengen tau tentang skandal ini, langsung aja nonton. Filmnya gimana? Bagus gak? Menurut kita sih begini....

Hati-hati di dunia maya. Kriminalitas juga bisa terjadi, salah satunya: pemerasan. Simak ulasan tentang pemerasan digital di episode ini.

Coba deh, perhatiin berita online yang banyak disajikan pada kita sekarang. Banyakan info inti tentang peristiwanya? Atau malah informasi yang kayanya gak terlalu berhubungan dengan peristiwanya? Malah... cenderung clickbait judul-judulnya. Simak penjelasan Dr. Firman Kurniawan tentang hal ini.

Hmm.. influencer lagi banyak diperbincangkan. Peristiwa demi peristiwa terkait influencer mulai bermunculan dan viral. Simak pendapat Podcast Digital Dilemma tentang para influencer ini.

Ada yang pernah terjerat pinjaman online? Atau sedang mempertimbangkan mengambil pinjaman online? Simak perbincangan kami ya..

Hari terakhir di tahun 2019. Mari kita lihat ke belakang dan juga ke depan. Banyak insights yang bisa teman-teman petik di episode ini. Yuk dengerin..

Ngobrolin hasrat? Wih apa nih yang dibahas.. Dengerin langsung yuk!

Dr. Firman Kurniawan menganalisis mekanisme kolaborasi pada industri digital saat ini. Rasanya ada sisi humanisme yang menghilang. Simak penjelasannya di episode ini.

Di episode ini, Dr. Firman Kurniawan ngobrolin tentang maraknya konten yang serupa di platform digital, misalnya: prank. Nah, ternyata konten prank ada dampak sosialnya ke masyarakat luas. Simak pembahasannya di episode ini ya..

Coba dengerin aja dulu, kali aja relate sama apa yang dirasain sekarang. Buat yang suka berantem karena beda pendapat di media sosial, kamu nggak sendiri. Yuk dengerin bareng..

Dr. Firman Kurniawan bersama Bpk. Ramdani berbicara tentang kecerdasan buatan dan implikasinya pada profesi guru, para pencerdas anak bangsa. Masih perlukah ada guru ke depannya? Simak perbicangannya di episode ini. Follow Instagram Podcast Digital Dilemma @digitaldilemma.podcast

Keberadaan listrik ternyata memengaruhi peradaban manusia. Awalnya sih dari ngobrolin listrik padam, tapi ternyata diskusinya meluas sampe ngobrolin eksistensi diri. Yuk simak perbedaan Gen X dengan para milenial masa kini. Oh iya, ada giveaway dari Dr. Firman Kurniawan ya..

Di episode ini kami galau. Solidaritas digital itu baik tapi  ada yang mengganjal di hati kami. Simak kegalauan kami di episode ini. Oh iya, @fegandriana kembali lagi di episode ini loh..

Di episode ini Dr. Firman Kurniawan akan membahas disrupsi yang terjadi saat ini. Apa itu disrupsi? Kenapa bisa terjadi disrupsi? Yuk simak penjelasannya.

Podcast episode ini dibuat dengan penuh rasa hormat bagi para korban yang terlibat dalam kasus yang kami jadikan contoh pada episode ini. Kasus yang diangkat pada podcast ini menjadi contoh pembelajaran bagi para pengguna internet dan media sosial di Indonesia. Dr. Firman Kurniawan bersama Fega Andriana (@fegandriana) membahas tentang cancel culture yang kerap terjadi di jagad media sosial kini.

Di episode ini Dr. Firman Kurniawan akan berbicara tentang etika penggunaan media baru. Banyak sekali pengguna media baru yang belum bisa membedakan mana informasi yang "boleh" dipublikasi di ranah umum dan "tidak boleh". Simak penjelasan lengkapnya ya..

Beda ladang, beda ilalang. Beda teknologi beda pula bentuk otaknya? Apa pula hubungannya dengan generation gap? Simak penjelasan Dr. Firman Kurniawan dalam podcast ini.

Oh iya, karena memasuki episode ke-10, ada juga hadiah buku untuk kamu yang beruntung. Cara mendapatkannya, buka profil Instagram @firmankurniawan dan tunggu kuisnya. Semoga beruntung!

Jangan bingung sama judulnya. Yuk, dengerin biar gak penasaran..

Dr. Firman Kurniawan berbicara tentang kebenaran di era penuh informasi ini. Apakah kini masih ada kebenaran yang otentik? Apa itu post-truth? Simak penjelasannya di episode ini.

Dalam episode ini, Dr. Firman Kurniawan mengupas generasi milenial yang akrab dengan banyak anggapan positif ataupun negatif. Benarkah anggapan-anggapan tersebut? Lantas, apa hubungannya dengan generasi konten? Simak penjelasannya.

Era Industri 4.0 adalah jargon yang sering dikumandangkan kini. Jargon ini kerap dimengerti sebagai bentuk perkembangan teknologi yang melibatkan otomisasi dan mesin-mesin cerdas di dalamnya. Karenanya, ada banyak perubahan yang harus terjadi, misalnya: hilangnya beberapa pekerjaan, berubahnya cara kerja manusia, dan lainnya.

Apakah sebenarnya era industri 4.0 itu? Kenapa sampai ada tahap ke-4 dalam perkembangan industri? Dr. Firman Kurniawan akan mengupas tuntas tentang jargon ini dan beberapa kekeliruan pemahaman masyarakat seputar jargon ini.

Kata orang, mulutmu harimaumu. Tapi kini, tak hanya mulut yang berbahaya. Jaripun bisa berbahaya karena jari bisa menyusun rangkaian komentar di media sosial. Komentar dapat menyanjung, menghina, bahkan membunuh manusia. Pertanyaan fundamental yang mungkin jarang terpikirkan oleh kita adalah: kenapa orang begitu suka berkomentar di media sosial?

Dr. Firman Kurniawan akan mengeksplorasi perilaku berkomentar para netizen, mulai dari alasan berkomentar hingga dampak dari komentar-komentar pengguna media sosial.

Pansos (baca: panjat sosial), adalah fenomena yang sering ditemui dalam kehidupan bermedia sosial kini. Tidak jarang kita menilai orang lain sebagai pemanjat sosial dari berbagai unggahannya di media sosial. Istilah pansos juga semakin negatif kesannya dan kerap dijadikan bahan cibiran.

Dr. Firman Kurniawan akan mengupas tuntas kenapa fenomena panjat sosial marak terjadi kini. Apakah ini merupakan hal baru karena adanya media sosial? Simak selengkapnya.

Teknologi mesin pencari membuat informasi gampang ditemukan oleh pengguna internet. Tak hanya mudah diakses, jumlahnya juga sangat banyak. Saking banyaknya, seseorang bisa menganggap dirinya pakar atas suatu topik hanya berdasarkan informasi-informasi yang didapatkannya melalui mesin pencari. Sebagai "pakar", kerap kali dirinya juga membuat onar di jagat media sosial.

Kenapa ini bisa terjadi? Simak penjelasan Dr. Firman Kurniawan tentang lahirnya pengetahuan-pengetahuan semu di masa post-truth ini.

Social Justice Warrior. Ada apa denganmu? Apakah menjadi SJW adalah hal yang positif? Kok malah SJW jadi bahan ceng-cengan ya sekarang?

Simak pemaparan Dr. Firman Kurniawan atas maraknya penggunaan istilah SJW saat ini.