Nach Genre filtern

Teras Hijrah

Teras Hijrah

Tri Sulasiana Baiduri

Teras Hijrah Komunitas bagi muslimah yang ingin istiqomah dalam hijrahnya. Bersama dalam istiqomah meraih ridhaNya

93 - Lebih Bersungguh-sungguh Di 10 Malam Terakhir Ramadhan
0:00 / 0:00
1x
  • 93 - Lebih Bersungguh-sungguh Di 10 Malam Terakhir Ramadhan

    Lebih Bersungguh-sungguh Di 10 malam terakhir Telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Ibnu Ubaid bin Nisthasin, yaitu Abu Ya’fur, dari Muslim, dari Masyruq, dari Aisyah, pernah bercerita mengenai Nabi Shallallahu’alaihi wa salam: “Bila telah memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan beliau selalu bangun malam dan membangunkan keluarganya, dan mengencangkan sarungnya”. Sufyan berkata: “Pada satu malam dari sepuluh hari terakhir tersebut beliau bersungguh-sungguh (dalam beribadah)”. (HR. Ahmad no. 23001). Untuk mendapatkan suatu yang bernilai besar, tentu harus dengan usaha yang besar pula. Lailatul Qadar itu malam besar, malam istimewa dan malam luar biasa. Para Malaikat turun ke bumi berdesakkan pada malam itu dengan jumlah yang sangat banyak laksana sejumlah kerikil yang ada di planet bumi yang kita pijak ini. Sepanjang malam sampai Shubuh, para Malaikat tidak henti mendoakan para hamba Allah yang sedang beribadah. Ma sya Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sudah pasti masuk surga saja begitu keras usahanya untuk memperoleh Lailatul Qadar. Beliau juga membangunkan keluarganya agar turut serta beribadah di malam itu. Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saja begitu, apalagi kita yang belum dipastikan masuk surga! Mungkin tidak sedikit yang beranggapan bahwa satu-satunya cara untuk memperoleh Lailatul Qadar hanya dengan i’tikaf di masjid, selainnya tidak bisa. Sebenarnya tidaklah begitu. Jika i’tikaf di masjid adalah satu-satunya cara, lalu bagaimana dengan wanita haidh, nifas, security yang piket malam, supir bus malam, orang yang sedang musafir atau mudik yang tidak biasa ke masjid? Apakah mereka tidak bisa mendapatkan malam mulia itu hanya karena tidak i’tikaf di masjid? Apakah malam teramat mulia itu hanya khusus bagi mereka yang mempunyai banyak waktu luang sehingga bisa i’tikaf di masjid? Kenyataannya tidaklah begitu. Lailatul Qadar diperoleh oleh hamba-hamba Allah yang banyak beribadah di malam itu. Ibadah bukan hanya i’tikaf. Dengan memperbanyak membaca Al-Qur’an atau setidaknya memperbanyak dzikir atau shalawat, bisa saja mendapatkan Lailatul Qadar. Piket malam bisa sambil dzikir. Menyetir bus atau mobil bisa sambil shalawatan kan? Sambil jaga warung kopi juga bisa sambil tasbih, kan? Pokoknya asal bisa ibadah, tidak harus di masjid. Apakah harus begadang full? Tidak juga. Buktinya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bagun pada malam hari dan membangunkan keluarga. Namanya bangun sudah pasti tidur dulu sebelumnya. Tidak ada alasan untuk tidak bisa memperoleh malam indah itu kecuali malas! Takut masuk neraka tapi ibadah malas. al-Hafizh Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah berkata, « يا من ضاع عمره في لا شيء، استدرك ما فاتك في ليلة القدر فإنها تُحسب بالعمر. » "Duhai insan yang usianya berlalu dalam hal yg tidak bermanfaat, perbaikilah potret kelam hidupmu pada Lailatul Qadar. Karena beribadah di satu malam itu sama artinya (beribadah) seumur hidup." Telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan kepada kami Ja’far bin Sulaiman al-Dhuba’i, dari Kahmas bin al-Hasan, dari Abdullah bin Buraidah, dari Aisyah, ia berkata: Wahai Rasulullah, apabila aku mengetahui malam apa lailatul qadr itu, maka apakah yang aku ucapkan padanya? Beliau mengatakan: “Ucapkan: ALLAAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN KARIIMUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU ‘ANNII (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Maaf dan Maha Pemurah, Engkau senang memaafkan, maka maafkanlah aku). Abu Isa berkata: Hadits ini adalah hadits hasan shahih. (HR. Tirmidzi no. 3435). Untaian do’a yang begitu indah walaupun singkat. Do’a merupakan harapan seorang hamba yang begitu tulus agar Allah mengijabah. Do’a yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu sarat makna dan menggetarkan jiwa. Betapa tidak, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kita agar meminta ampunan dengan memuji Allah terlebih dahulu dengan menyebut nama-Nya, Al-Afuw (Yang Maha Pemaaf).

    Tue, 02 Apr 2024 - 17min
  • 92 - ISTRI TIDAK WAJIB MENGURUS RUMAH???

    “Seorang istri bukanlah mitra (syarîkah) suami dalam kehidupan. Istri lebih merupakan sahabat (shâhibah) suami. Pergaulan di antara keduanya bukanlah pergaulan dalam konteks kemitraan. Mereka tidak pula dipaksa untuk menjalani pergaulan sepanjang kehidupannya. Pergaulan di antara keduanya adalah pergaulan dalam konteks persahabatan. Satu sama lain merupakan sahabat sejati dalam segala hal. Persahabatan yang dibangun oleh keduanya adalah persahabatan yang dapat memberikan kedamaian satu sama lain”. Istri bukanlah pembantu apalagi budak suami, istri bukan pula relasi bisnis suami, hubungan suami istri bukan hubungan yang mendasarkan pada untung-rugi secara materi, bukan pula hubungan antara bos dan karyawan. Hanya saja dalam kaitannya dengan pelaksanaan berbagai pekerjaan rumah tangga, seorang istri wajib melayani suaminya, seperti membuat adonan roti, memasak, membersihkan rumah, menyediakan minuman jika diminta, menyiapkan makanan untuk dimakan, serta melayani suaminya di dalam seluruh perkara yang sudah semestinya ia lakukan di dalam rumah. Sebaliknya, suami wajib memenuhi apa saja yang dibutuhkan oleh istrinya yang mengharuskan dirinya untuk keluar rumah, seperti menyediakan air atau melakukan apa saja yang diperlukan untuk membersihkan kotoran. Oleh karena itu, mengurus kuda, mencari rumput, berkebun, dll sebagaimana yang dilakukan Asma binti Abu Bakar merupakan kebaikan istri kepada suami, namun tidak wajib dilakukan.

    Sat, 24 Sep 2022 - 30min
  • 91 - Lebih Bersemangat di Akhir Ramadhan Jangan Kasih Kendor

    Ramadhan sudah dipenghujung menuju akhir. Kadangkala terpaan ingin istirahat dari beribadah penuh semangat datang menghampiri. Bisikan membujuk untuk menyudahi amal shalih semakin sering terdengar. Hari ini kita memasuki hari-hari akhir dari bulan Ramadhan, jangan menyerah sekarang....upayakan untuk lebih memperbanyak amal shalih justru di saat akhir seperti sekarang ini. Al Hasan bin Shalih rahimahullah pernah menyatakan: "Sesungguhnya syaithan bisa (memancing dg) membukakan 99 pintu kebajikan, agar masuk ke satu pintu keburukan yang syaithan inginkan." Bisa jadi syaithan memang tidak begitu menghalang-halangi berbagai macam upaya keta’atan hingga akhirnya menghasilkan kesuksesan, namun ada ujung yang dinantinya, yang diharapkannya, semisal munculnya rasa ‘ujub/berbangga diri dg melalaikan pemberi nikmat, atau yang diinginkannya adalah munculnya sikap sudah cukup sehingga selanjutnya istirahat. Suatu ketika Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah ditanya: "Kapan seorang hamba dapat mengecap (waktu) istirahat? Maka beliau menjawab: saat pertama kali kaki dia menginjak surga." Imam As Syâfi’i rahimahullah juga pernah menyatakan: "Mencari istirahat di dunia tidaklah layak bagi seorang ksatria, karena seorang ksatria senantiasa bekerja keras sepanjang zaman." Ditanyakan kepada seorang ahli zuhud: "Bagaimana jalannya agar seseorang menjadi salah satu pilihan Allah? Dia menjawab: Jika dia menanggalkan istirahat dan senantiasa bersungguh-sungguh dalam menjalani keta’atan." Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah mengatakan, "أهل الاستقامة في نهاياتهم، أشد اجتهادًا منهم في بداياتهم" "Orang-orang yang istiqamah lebih bersemangat pada masa-masa akhir mereka, dibandingkan dengan pada masa-masa awalnya." Ramadhan belum berlalu, maka jangan biarkan semangat ibadah dan tilawah kita mengendor. Ramadhan memang akan segera berakhir, namun bukan berarti berakhir juga semua upaya amal shalih kita. Lanjutkan ibadah, teruskan beramal shalih, lakukan terus ketaatan, semangat dalam tilawah....anda tidak sendirian....ada kami dan kita semua yang juga ingin dibebaskan dari api neraka disini...bersama beramal shalih. Semoga Allah menjaga kita, memudahkan kita dalam beribadah dan mengampuni dosa-dosa kita serta menjauhkan kita dari api neraka. Aamiin Allahumma aamiin yaa mujibassailiin #janganmenyerah #sekarang #terus #berbagisemangat #dalamketaatan

    Thu, 28 Apr 2022 - 04min
  • 90 - Menjomblo, Menikah Atau Menambah

    Manakah yang lebih utama, menjomblo, menikah ataukah menambah istri?. Jawabannya tergantung.

    Thu, 25 Nov 2021 - 18min
  • 89 - Mengqadha Shalat Wajib

    “Qadha’: adalah melaksanakan kewajiban setelah waktunya, atau menjalankan shalat setelah habis waktunya.” Wajib tidaknya mengqadha shalat tergantung kepada alasan mengapa seseorang sampai meninggalkan shalat hingga lewat waktunya. Simak penjelasannya di podcast berikut:

    Mon, 08 Nov 2021 - 29min
Weitere Folgen anzeigen